Mengenai Saya

Foto saya
SAMARINDA, EAST BORNEO, Indonesia
Nama saya Abd. Wahab Syahrani,lahir di Sebuah desa hampir ujung laut Kab.Berau Kaltim, Nama Desanya Talisayan tanggal 30 April 1979. Nama ayah saya H.Syahran, dan nama Ibu saya Nur Ilham. saya anak bungsu dari 4 bersaudara. Kakak sulung saya bernama Lia, yang kedua Iin, dan yang ketiga Wawan.... Alhmadulillah Februari 2005 saya menikah dengan seorang wanita sholihah berdarah Palembang-Yogya bernama Diah Rakhmah Sari, sekarang atas karunia Allah diberikan amanah 2 org anak, yang kakak laki2 bernama Muhammad Dzakwan Althof dan yang kedua seorang putri bernama Naurah Alya Mukhbita...

Sabtu, 15 Januari 2011

Anak Didik, Peserta Didik dan Tujuan Pendidikan

A.     LATAR BELAKANG
Anak didik merupakan salah satu dari unsur pendidikan yang harus diperhatikan dan dibimbing oleh pendidik bersama-sama dengan orang tua, karena anak didik merupakan generasi penerus bagi bangsa, agama maupun keturunan, atau persiapan generasi untuk masa mendatang, karena masa kini diciptakan oleh masa lalu. Sehingga mereka sangat memerlukan perhatian yang serius dari segi pendidikan khususnya pendidikan Islam dalam rangka membangun manusia seutuhnya. Masalah anak didik ini merupakan obyek yang terpenting dari paedagogiek. Begitu pentingnya faktor anak didik di dalam pendidikan, sehingga ada aliran pendidikan yang menempatkan anak sebagai pusat segala usaha pendidikan (Child Centered).
Oleh karena itu, agar dalam pemahaman serta dalam bimbingan kepada anak didik tersebut tidak bertentangan dengan kodratnya. Maka pendidik perlu memahami sifat-sifat anak didik maupun segala sesuatu tentang anak didik, baik anak didik di rumah, di sekolah maupun di perkumpulannya.
Namun demikian, dewasa ini banyak para pakar pendidikan dalam mendefinisikan anak didik ini beragam. Sehingga dalam memahami serta memperlakukan anak didik itu keliru, maka akan menyebabkan kerusakan pada diri anak didik itu sendiri. Hal ini akan jauh dari tujuan pendidikan Islam itu sendiri. Karena, yang diinginkan pendidikan Islam adalah pendidikan yang mampu membentuk manusia yang unggul secara intelektual, kaya dalam amal, serta anggun dalam moral dan kebijakan. Dan tujuan anak didik sebagai individu adalah mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Menurut al-Ghazali pendidikan bukan bertujuan untuk mendapatkan pengakuan, mengejar status dan pangkat, untuk tampil sebagai orang yang berilmu, tenggelam dalam persaingan, perselisihan dan pertengkaran, tenggelam dalam usaha dan pekerjaan-pekerjaan yang menghasilkan, melainkan kemuliaan budi pekerti, ilmu dan amal yang bermanfaat untuk bekal dalam kehidupan, sehingga tercapai kebahagiaan hidup di dunia d an yang lebih utama lagi adalah kebahagiaan hidup di akhirat.

B.      RUMUSAN MASALAH
1.      Peranan strategis anak didik dan pendidik dalam mencapai tujuan pendidikan
2.      Keberadaan tiga unsure pendidikan (anak didik, pendidik dan tujuan pendidikan) yang jelas dalam sukses pembelajaran di ruang kelas

C.      PEMBAHASAN
Anak  Didik
Definisi Anak Didik
Anak didik adalah anak yang karena ketergantunganya menimbulkan tanggungjawab pendidikan pada orang dewasa, sehingga secara sengaja orang dewasa itu memberikan bantuan ke arah kedewasaan

Karakteristik Anak Didik
Karakteristik itu dapat diidentifikasi menajdi sebagai berikut:
1.      Anak didik adalah subjek, anak didik adalah manusia, bukan benda ataupun hewan, yaitu pribadi yang memiliki kedirisendirian, dan kebebasan dalam mewujudkan dirinya sendiri untuk mencapai kedewasaannya.
2.      Setiap anak didik bebas menentukan dirinya sendiri, mempunyai keinginan sendiri untuk menjadi orang dewasa seperti yang dicita-citakan oleh dirinya sendiri, selain itu anak didik bersifat unik atau memiliki perbedaan daripada anak yang lainya.
3.      Anak didik sedang berkembang. Menurut ilmu psikologi manusia mempunyai tahap-tahap perkembangan manusia, setiap perkembangan memiliki tugas-tugas perkembangan tertentu dan menuntut perlakukan tertentu pula.
4.      Anak didik hidup dalam “dunia” tertentu. Setiap manusia hidup dalam dunia-nya masing-masing sesuai tahap perkembanganya, jenis kelamin, cara pandang, cara berpikir dll.
5.      Anak didik hidup dalam lingkungan tertentu. Anak didik adalah subjek yang berasal dari keluarga dengan latar belakang lingkungan alam dan sosial budaya tertentu sehingga anak didik memiliki karakteristik tertentu yang berakibat pengaruh lingkungan dimana ia dibesarkan dan didik.
6.      Anak didik memiliki ketergantungan kepada orang dewasa. Anak didik pada dasarnya memiliki ketergantungan kepada orang dewasa atau pendidik. Hal ini karena anak mempunyai kekurangan dan kelemahan tertentu. Misal anak masih perlu perlindungan, masih perlu belajar berbagai pengetahuan, perlu latihan berbagai keterampilan, anak belum tahu mana yang benar dan salah dsb. Dibalik kebebasanya anak didik untuk mencapai kedewasaanya masih memerlukan orang dewasa sebagai pendidik dan pembimbing.
7.      Anak didik memiliki potensi dan dinamika. Bantuaan orangd dewasa berupa pendidikan agar anak didik menjadi dewasa akan mungkin dicapai oleh anak didik. Hal ini disebabkan nak didik memiliki potensi untuk menjadi manusia dewasa, dan ia memiliki dinamika yaitu aktif sedang berkembang dan mengembangkan diri, serta aktif dalm menghadapi lingkunganya dalam upaya mencapai kedewasaanya.
            Sejak bertemunya sel sperma dan ovum, terjadilah cikal bakal seorang individu, yang disebut janin. Dalam proses perkembangannya janin dipengaruhi oleh factor-faktor yang dialami oleh ibu yang mengandungnya.
Setelah saatnya tiba, lahir seorang bayi, waktu lahir ia hanya memiliki kemampuan menangis, bersin dan menyedot, ia mengundang perasaan iba orang dewasa untuk menolongnya.
Untuk mencapai kedewasaan, seorang anak harus mengalami proses yang disebut proses pendidikan. Anak didik sebagai orang yang belum dewasa merasa terggantung pada pendidiknya, namun ketergantungan ini bersfat sementara. Pada suatu saat anak didik diharapkan mampu berdiri sendiri. Peran pendidik dalam memberikan bantuan semakin lama semakin bekurang sejalan dengan perkembangan anak menuju kedewasaan.
Perlu disadari oleh pendidik, bahwa yang dibeikan  dalam situasi pendidikan adalah bantuan. Artinya, anak didik dalam proses ini harus diberi kebebasan. Anak didik sebagai obyek pendidikan, tetapi tidak identik dengan botol kosong. Anak didik tidak boleh dianggap sebagai orang dewasa dalam bentuk kecil. Anak memiliki sifat kodrat kekanak-kanakn yang berbeda dari sifat hakikat kedewasaan. Adanya sifat kodrat kekanakan inilah, maka diperlukan pendidikan.
Pendidik
Pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab atas pendidikan anak didik dan secara sengaja membantu anak didik agar mencapai kedewasaan.

Karakteristik orang dewasa / pendidik
·         Mandiri atau mampu berdiri sendiri. Artinya adalah orang kehidupannya “tidak lagi tergantung” kepada orang lain karena ia telah memiliki berbagai kelebihan dibanding anak, Baik dalam hal pengetahuan, keterampilan, sikap, dll.
·         Bertanggung jawab. Artinya mampu menentukan keputusan atau tindakan atas pilihanya sendiri dan mampu menerima segala konsekuensi atas keputusanya atau tindakannya.
·         Mampu menyerahkan diri. Artinya berani berkorban demi nilai-nilai dan norma-norma yang diakuinya, demi cita-cita atau demi tujuan hidupnya, pekerjaanya, orang lain atau masyarakat, dan demi Tuhannya.
Orang dewasa adalah orang yang telah menjadi manusia tertentu atau orang yang telah terintegrasi dengan nilai dan norma yang diakuinya.
Secara faktual pendidik dibedakan menjadi dua kategori:
Pendidik kodrati, contoh : ibu, ayah
Pendidik profesional, atau pendidik karena jabatan. Contoh : guru

Motif pendidik melaksanakan pendidikan dibedakan menjadi dua kategori:
   Motif intrinsik, yaitu dorongan untuk bertindak yang muncul dari dalam diri pendidik. Contoh rasa kasih sayang kepada anak.
·         Motif ekstrinsik, yaitu dorongan untuk bertindak yang muncul dari luar diri pendidik. Contoh : surat tugas mendidik di suatu lembaga pendidikan terntentu.

Syarat untuk bergaul atau berkomunikasi dengan anak didik antara lain :
• Pendidik harus mengetahui karakteristik anak didik
• Pendidik harus mampu beridentifikasi dengan anak didik, maksudnya pendidik harus mengenal dunia anak, tahap perkembangan anak, tugas perkembangan anak, dsb.

Perananan-peranan pendidik
Khusunya para guru, seperti guru Sekolah dasar dan para guru di sekolah lainnya, termasuk Taman kanak-kanak mempunyai peranan tertentu yang harus dilaksanakan. Pendidik sebagai pengganti kata hati anak didik. Karena anak belum sepenuhnya mengenal norma, nilai dan tujuanya, maka pendidik harus beridentifikasi kepada anak untuk mewakili kata hati anak dalam menentukan tujuan pendidikan, isi pendidikan, dsb.

Pendidik sebagai pengelola kegiatan pembelajaran.
Sebagai pengelolan kegiatan pembelajaran, pendidik dilingkungan pendidikan formal guru harus menyusun rencana kegiatan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Demikian pula di lingkungan informal seperti keluarga.

Pendidikan sebagai teladan bagi anak didik
Pendidik harus sadar bahwa pendidik adalah model bagi anak didiknya dalam berimitasi dan beridentifikasi. Maka nilai-nilai, norma-norma, pengetahuan, sikap, dsb hendaknya telah terintegrasi pada diri pendidik sebagi wujud kedewasaanya.

Motivator
Pada saat anak didik kurang bergairah karena ada hambatan atau kesulitan dalam belajar, malas belajar, atau ragu-ragu dalam melakukan sesuatu, posisi seorang guru atau pendidik perlu membangkitkan lagi kemauan pada diri anak didik agar terus belajar sesuai dengan kemampuan dan kondisinya masing-masing.
Pembimbing
Sebagai pembimbing, pendidik bertugas membantu anak didik dalam mengenal dirinya sendiri, mengenal lingkungannya, serta rencana hidupnya di masa depan. Selain itu pendidik harus percaya bahwa anak didik mempunyai kemampuan utnuk menjadi dewasa, mengakui kebebasan anak didik, dan karena itu memberi kesemptan kepada anak didik untuk menentukan pilihanya sendiri serta berbuat atas inisiatifnya sendiri dalam rangka pengembangan diri sesuai minat, bakat dan kemampuanya.

Fasilitator
      Pendidik berperan sebagai orang yang mampu memberikan kemudahan kepada anak didik dalam rangka belajar, latihan,bereksperimen dsb, untuk mencapai kedewasaanya.

Evaluator
      Sebagai evaluator pendidik diharapkan berperan untuk menilai perkembangan anak didik, baik berkenaan dengan pengetahuan, sikap, keterampilan, kebiasaan, dll. Yang meliputi aspek ranak kognitive, afektif, psikomotorik.

Tujuan Pendidikan
Setiap kegiatan apapun bentuk dan jenisnya selalu diarhkan untuk mencapai tujuan. Pendidikan sebagai suatu bentuk kegiatan manusia, juga menetapkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai.
Tujuan pendidikan sejati tidaklah hanya mengisi ruang-ruang imajinasi dan intelektual anak, mengasah kepekaan sosialnya, ataupun memperkenalkan mereka pada aspek kecerdasan emosi, tapi lebih kepada mempersiapkan mereka untuk mengenal Tuhan dan sesama untuk pencapaian yang lebih besar bagi kekekalan.
Langeveled (1960) membagi tujuan  pendidikan menurut jenisnya menjadi enam, yakni ;
·         Tujuan umum sempurna-mutakhir
·         Tujuan incidental-mewaktu-momental
·         Tujuan yang belum sempurna
·         Tujuan sementara –perkembangan
·         Tujuan pengkhususan tinjauan umum
·         Tujuan perantara-intermedier
Tujuan pendidikan secara umum dapat dilihat pada:
1.      UU No2 Tahun 1985 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang seutuhnya yaitu yang beriman dan dan bertagwa kepada tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan berbangsa.
2.      Tujuan Pendidikan nasional menurut TAP MPR NO II/MPR/1993 yaitu  Meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja profesional serta sehat jasmani dan rohani.
Pendidikan nasional juga harus menumbuhkan jiwa patriotik dan memepertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan dan kesetiakawaan sosial, serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para
pahlawan, serta berorientasi masa depan.
3.      TAP MPR No 4/MPR/1975, tujuan pendidikan adalah membangun di bidang pendidikan didasarkan atas falsafah negara pancasila dan diarahkan untuk membentuk manusia-manusia pembangun yang berpancasila dan untuk membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohaninya, memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dapat mengembangkan kreatifitas dan tanggung jawab dapat menyuburkan sikap demokratis dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya dan mencintai sesama manusia sesuai dengan ketentuan yang termaktub dalam UUD 1945, Bab II (Pasal 2, 3, dan 4)
Jabaran tentang tujuan banyak jenisnya, tetapi semua itu selalu mengacu kepada tujuan umum suatu bangsa, yaitu filsafat hidup atau idiologi dari bangsa yang bersangkutan.
      Pendidikan di Indonesia memiliki tujuan yang berlandaskan  kepada filsafat hidup bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. Pancasila inilah yang akan menjadi pedoman pokok didalam usaha pendidikan, mereaisirnya melalui usaha-usaha pendidikan sejak dalam keluarga, sekolahm dan masyarakat. Dalam UU Sisdiknas no 20 tahun 2003 disebutkan tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional, yakni;
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan  kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik  agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
      Oleh karena itu,apapun rumusan tujuan pendidikan umum dan khusus, pendidikan harus direncanakan dan dilaksanakan untuk dapat mencapai tujuan pendidikan nasional.


D.     Kesimpulan
Dari isi makalah, dapat diambil beberapa kesimpulan :
·         Bahwa anak didik, pendidik dan tujuan pendidikan termasuk 3 unsur pendidikan yang utama dalam suksesnya pendidikan nasional.
·         Anak didik adalah anak yang karena ketergantunganya menimbulkan tanggungjawab pendidikan pada orang dewasa, sehingga secara sengaja orang dewasa itu memberikan bantuan ke arah kedewasaan.
·         Karakteristik Anak Didik sebagai berikut :
a)      Anak didik adalah subjek
b)      Setiap anak didik bebas menentukan dirinya sendiri
c)      Anak didik sedang berkembang.
d)      Anak didik hidup dalam “dunia” tertentu.
e)      Anak didik hidup dalam lingkungan tertentu.
f)       Anak didik memiliki ketergantungan kepada orang dewasa.
g)      Anak didik memiliki potensi dan dinamika.
           
·         Untuk mencapai kedewasaan, seorang anak harus mengalami proses yang disebut proses pendidikan.
·         Pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab atas pendidikan anak didik dan secara sengaja membantu anak didik agar mencapai kedewasaan.

·         Karakteristik orang dewasa / pendidik
a)      Mandiri atau mampu berdiri sendiri.
b)      Bertanggung jawab.
c)      Mampu menyerahkan diri.
·         Secara faktual pendidik dibedakan menjadi dua kategori:
a)      Pendidik kodrati, contoh : ibu, ayah
b)      Pendidik profesional, atau pendidik karena jabatan. Contoh : guru

·         Motif pendidik melaksanakan pendidikan dibedakan menjadi dua kategori:
a)      Motif intrinsik, yaitu dorongan untuk bertindak yang muncul dari dalam diri pendidik. Contoh rasa kasih sayang kepada anak.
b)      Motif ekstrinsik, yaitu dorongan untuk bertindak yang muncul dari luar diri pendidik. Contoh : surat tugas mendidik di suatu lembaga pendidikan terntentu.

·         Syarat untuk bergaul atau berkomunikasi dengan anak didik antara lain :
a)      Pendidik harus mengetahui karakteristik anak didik
b)      Pendidik harus mampu beridentifikasi dengan anak didik, maksudnya pendidik harus mengenal dunia anak, tahap perkembangan anak, tugas perkembangan anak, dsb.
·         Perananan-peranan pendidik

a)      Pendidik sebagai pengelola kegiatan pembelajaran.
b)      Pendidikan sebagai teladan bagi anak didik
c)      Motivator
d)      Pembimbing
e)      Fasilitator
f)       Evaluator
·         Dalam UU Sisdiknas no 20 tahun 2003 disebutkan tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional, yakni;
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan  kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik  agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.


E.      DAFTAR PUSTAKA
1.       Hidayanto, Dwi Nugroho.2006.Pemikiran Kependidikan.Jakarta : Arta Karya Indonesia
2.       Ornstein, Alan, C., & Levine, Daniel, U., (ed.), 1988, An Introduction to The Foundation of Education, Houghton Miftin Company: Boston.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar